Foto: Katoda Tembaga di Escondida, Chile. (Getty Images/Sascha Schuermann)

Tambang Tembaga Terbesar Di Dunia Mengalami Dampak Akibat Mogok Massal, Apa Penyebabnya?

Rabu, 14 Agu 2024

Para pekerja di tambang tembaga terbesar di dunia, Escondida, melaksanakan aksi mogok pada hari Selasa, 13 Agustus 2024. Aksi ini terjadi setelah serikat pekerja tambang di Chili tidak berhasil mencapai kesepakatan dengan pemilik tambang besar tersebut, BHP. Pekerja mulai meninggalkan tempat kerja mereka pada pukul 08.00 pagi dengan tuntutan untuk mendapatkan pembagian keuntungan tembaga yang lebih adil, seiring dengan meningkatnya harga tembaga belakangan ini. Serikat pekerja tersebut mewakili sekitar 2.400 anggota, yang merupakan mayoritas dari pekerja di garis depan tambang. BHP menyatakan bahwa mereka tidak mengharapkan adanya tuntutan baru dari serikat pekerja setelah lima hari perundingan yang difasilitasi oleh pemerintah. Meskipun demikian, mereka tetap mempertahankan bahwa kontrak kerja yang mereka tawarkan adalah salah satu yang terbaik di sektor industri.

 Perusahaan telah menyusun empat proposal yang merespons setiap poin yang diajukan oleh serikat pekerja, yang pada hari terakhir mediasi mengajukan syarat baru, ungkap BHP dalam sebuah pernyataan.

BHP menawarkan bonus sebesar US$28.900 (Rp455 juta) untuk setiap pekerja. Tawaran ini jauh berbeda dari tuntutan serikat pekerja yang meminta 1% dari dividen pemegang saham untuk tambang tersebut, yang diperkirakan mencapai sekitar US$36.000 (Rp 567 juta).

Sebagai salah satu penambang terbesar di dunia, BHP memiliki lebih dari setengah kepemilikan Escondida di utara Chili, bersama dengan Rio Tinto. Perusahaan yang berbasis di Australia ini menyatakan telah mengaktifkan rencana darurat sebagai respons terhadap pemogokan, meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Escondida memproduksi 1,1 juta metrik ton tembaga pada tahun lalu. Aksi mogok ini mengingatkan pada pemogokan besar terakhir di Escondida pada tahun 2017, yang berdampak signifikan pada produksi tembaga BHP dan menyebabkan kenaikan harga logam di pasar global.

Para analis menyatakan bahwa pasar saat ini tetap stabil, dengan harapan akan adanya penyelesaian yang cepat serta permintaan yang lebih rendah dari China yang dapat menekan harga. Saham BHP yang terdaftar di AS mengalami penurunan tipis, sementara harga tembaga berjangka menunjukkan kestabilan.

"Pasar merespons dengan tenang. Umumnya, jika terjadi serangkaian gangguan di sektor tambang, hal itu dapat mempengaruhi pasar," ungkap Chris LaFemina, analis logam dan pertambangan di Jefferies, kepada Reuters.

Saham BHP yang terdaftar di London dan harga tembaga masing-masing mengalami penurunan kurang dari 1% pada hari Selasa.

Sementara itu, di samping pemogokan yang terjadi di Escondida, para pekerja di tambang tembaga Caserones yang dimiliki oleh Lundin Mining di Chili juga melakukan aksi mogok pada hari Selasa akibat kegagalan dalam negosiasi gaji. Penyedia data dan harga mineral, Benchmark Mineral Intelligence, menyatakan bahwa meskipun pemogokan di Escondida tidak diperkirakan akan berdampak pada Caserones, hasil dari situasi ini dapat memengaruhi negosiasi yang akan datang.

"Apabila pekerja BHP menerima bonus yang berkaitan dengan harga tembaga, hal ini dapat menjadi preseden dalam negosiasi di tambang-tambang lainnya," ungkap analis dari Benchmark Mineral Intelligence dalam pernyataan tertulis kepada Reuters.




Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.