Ahmad Rosidi, seorang penduduk Desa Blaban, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, telah melakukan penyegelan terhadap ruangan guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tamberu 2, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Penyegelan tersebut dilakukan karena tanah yang digunakan oleh sekolah tersebut diklaim sebagai milik orangtuanya yang diwariskan kepadanya. Walaupun ruang guru disegel, pelaksanaan ujian akhir sekolah tetap berjalan dengan lancar. Namun, para guru terpaksa harus menggunakan ruang perpustakaan sebagai tempat mereka. Ahmad Rosidi menjelaskan bahwa penyegelan tersebut dilakukan karena pemerintah Kabupaten Pamekasan belum memenuhi janjinya untuk menyelesaikan masalah sengketa tanah sekolah. Ahmad Rosidi mengungkapkan bahwa pada bulan Juni 2023 telah tercapai kesepakatan antara ahli waris dengan pemerintah mengenai penyelesaian status tanah, sehingga permintaan kompensasi dapat dilakukan. Namun, hingga saat ini, belum ada penyelesaian yang tercapai. Menurut Rosidi, penyegelan akan berlangsung selama 15 hari. Jika dalam waktu tersebut tidak ada niat baik untuk menyelesaikan masalah, maka seluruh ruangan di sekolah tersebut akan disegel. Bahkan, pihaknya tidak ragu untuk mengosongkan sekolah tersebut. "Jika permintaan kami tidak disetujui, maka lebih baik sekolah tersebut ditutup dan dipindahkan ke tanah lain," tambah Rosidi. Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPKA) Kabupaten Pamekasan, Syahrul Munir menyatakan bahwa pihak yang mengklaim sebagai ahli waris harus menunjukkan bukti kepemilikan. Jika bukti tersebut sudah ada, maka pemerintah akan menyelesaikan kompensasi tanpa ragu. "Saat ini belum ada bukti kepemilikan sertifikat dari ahli waris. Kami tidak ingin disalahkan jika membayar kompensasi untuk tanah yang tidak jelas," ujar Syahrul melalui telepon seluler. Syahrul menegaskan bahwa pemerintah akan mencoba mediasi untuk kepentingan anak-anak yang sedang menempuh pendidikan di sekolah tersebut. Namun, jika mediasi tidak membuahkan hasil, pihaknya bersedia meninggalkan lokasi tersebut dan mencari tanah baru untuk membangun sekolah baru. "Yang terpenting adalah kelancaran ujian anak-anak hingga selesai. Mengenai status tanah, jika tidak ada solusi, maka kita akan mencari tanah lain dan mendirikan sekolah baru," ungkapnya.
404