dok: PTBA

Penjualan Batu Bara Bukit Asam Mencetak Rekor Dengan Mencapai 42,9 Juta Ton

Selasa, 04 Feb 2025

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah mencapai rekor penjualan tertinggi dalam sejarahnya. Pada tahun 2024, total penjualan batu bara PTBA mencapai 42,9 juta ton, mengalami pertumbuhan sebesar 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Sebagai perbandingan, penjualan batu bara PTBA pada tahun 2020 tercatat sebesar 26,1 juta ton. Angka tersebut meningkat menjadi 28,4 juta ton pada tahun 2021, kemudian tumbuh menjadi 31,7 juta ton di tahun 2022, dan selanjutnya naik menjadi 37,0 juta ton pada tahun 2023.

Pencapaian rekor penjualan ini didorong oleh ekspor batu bara yang mencapai 20,3 juta ton pada tahun 2024, mengalami peningkatan sebesar 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 22,6 juta ton, tumbuh 6 persen dibandingkan tahun lalu, seperti yang disampaikan oleh Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk, Niko Chandra dalam keterangan resmi pada Selasa, 4 Januari 2025.

Penjualan batu bara PTBA sebagian besar ditujukan untuk pasar domestik. Namun, proporsi ekspor juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Saat ini, porsi pasar domestik adalah 53 persen, sedangkan ekspor menyumbang 47 persen. Potensi pasar utama telah dimanfaatkan dengan baik, contohnya ekspor ke India yang meningkat 32 persen menjadi 6,4 juta ton.

Di samping itu, ekspor ke Vietnam, Thailand, dan Malaysia juga mengalami kenaikan yang signifikan. Penjualan ke Vietnam melonjak 250 persen menjadi 3 juta ton. Ekspor ke Thailand mencapai 1,6 juta ton, meningkat 153 persen secara tahunan. Sementara itu, ekspor ke Malaysia juga mengalami lonjakan sebesar 221 persen menjadi 888,7 ribu ton.

Realisasi Produksi

Peningkatan penjualan batu bara PTBA didorong oleh realisasi produksi yang mencapai 43,3 juta ton dan angkutan batu bara sebesar 38,2 juta ton sepanjang tahun 2024. Capaian ini mencatatkan rekor tertinggi dalam produksi dan angkutan batu bara.

"Dengan kinerja operasional yang semakin baik, Bukit Asam berkomitmen untuk menyediakan Energi Tanpa Henti demi mencapai swasembada energi, yang merupakan bagian dari Asta Cita dan saat ini menjadi prioritas pemerintah," ungkap Niko.

Untuk tahun 2025, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 50 juta ton, penjualan 50,1 juta ton, dan angkutan 43,2 juta ton. "Perusahaan melakukan perencanaan dengan memperhatikan perkembangan pasar terkini serta mengantisipasi berbagai faktor eksternal yang berubah-ubah," tegas Niko.

Gebrakan Hilirisasi Bukit Asam untuk Ketahanan Energi

Belum lama ini, perusahaan telah menjalin kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memulai proyek percontohan konversi batu bara menjadi Grafit Buatan dan Lembar Anoda sebagai bahan baku baterai, khususnya untuk baterai Lithium-ion (Li-ion).

Soft launching proyek percontohan Grafit Buatan dan Lembar Anoda telah dilaksanakan di Kawasan Industri Tanjung Enim pada 15 Juli 2024.

Grafit Buatan berfungsi sebagai bahan utama dalam pembuatan Anoda. Sementara itu, Lembar Anoda adalah elektroda yang berperan dalam reaksi oksidasi (kutub positif), yang merupakan salah satu komponen krusial dalam baterai. Bukit Asam, sebagai bagian dari Kementerian BUMN, berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi batu bara guna menciptakan nilai tambah di dalam negeri dan memperkuat ketahanan energi nasional.

"Pengembangan Grafit Buatan dan Lembar Anoda dapat menjadi inovasi signifikan dalam hilirisasi batu bara. Selain itu, ini juga akan mendukung kemajuan industri kendaraan listrik di tanah air," ungkap Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk, Rafli Yandra, dalam keterangan resmi pada Selasa (21/1/2025).

Produk hilir batu bara lainnya yang sedang dikembangkan oleh PTBA adalah asam humat. Penelitian dan pengembangan konversi batu bara kalori rendah menjadi asam humat dilakukan PTBA bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Peluncuran prototipe asam humat telah dilakukan di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Peranap, Indragiri Hulu, Riau, pada 12 Desember 2024. Prototipe tersebut akan dikembangkan lebih lanjut menuju proyek percontohan.

Asam humat adalah senyawa organik (pupuk) yang berperan dalam meningkatkan kesuburan dan kualitas tanah dengan cara memperbaiki struktur tanah, mempertahankan kelembaban, serta membantu tanaman dalam penyerapan nutrisi secara lebih efisien.

Proses hilirisasi batu bara menjadi asam humat ini sejalan dengan program Asta Cita yang mendukung swasembada pangan, yang saat ini menjadi fokus utama pemerintah. Kami berharap inovasi ini dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ujar Rafli.

Diversifikasi ke Energi Baru Terbarukan

Dalam upaya menyediakan Energi Tanpa Henti untuk Indonesia, PTBA melakukan diversifikasi usaha ke sektor energi baru terbarukan (EBT).

Perusahaan ini memiliki beberapa lahan bekas tambang yang sedang dieksplorasi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Di antara lahan tersebut terdapat lahan pasca tambang di Ombilin (Sumatera Barat) dan Tanjung Enim (Sumatera Selatan). Potensi PLTS di lahan pasca tambang ini diperkirakan mencapai 200 Megawatt-peak (MWp).

Hingga saat ini, perusahaan telah membangun PLTS di Bandara Soekarno-Hatta melalui kerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero), yang telah beroperasi secara penuh sejak Oktober 2020. PLTS ini memiliki kapasitas maksimum 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).

Kerja Sama PLTS

PT Bukit Asam (PTBA) tidak hanya menjalin kerja sama dengan Angkasa Pura II, tetapi juga berkolaborasi dengan Jasa Marga Group dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di jalan tol. PLTS dengan kapasitas 400 kWp yang terletak di Jalan Tol Bali-Mandara telah selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 21 September 2022. Selain itu, perusahaan ini juga bekerja sama dengan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) untuk pembangunan PLTS berkapasitas 23,07 kWp yang telah mencapai tahap Commercial Operation Date (COD) pada bulan Juni 2023.

"Berbagai inovasi untuk mendorong hilirisasi dan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) akan terus kami lakukan. Bukit Asam berkomitmen untuk memberikan kontribusi terhadap ketahanan energi nasional, pembangunan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat," tutup Rafli.



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.