Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengungkapkan informasi terkini mengenai potensi mineral yang melimpah di dalam negeri, termasuk nikel. Nikel merupakan salah satu komponen penting dalam produksi baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang kini menjadi incaran global. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Indonesia berambisi untuk menjadi 'raja baterai' dunia, didorong oleh besarnya cadangan nikel yang ada di negara ini. Pertanyaannya, seberapa besar sebenarnya cadangan nikel yang dimiliki oleh Indonesia? Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui akun Instagram resminya @kesdm menginformasikan bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Data menunjukkan bahwa 42% dari total cadangan nikel global berada di Indonesia, yang juga menyuplai 50% dari total produksi nikel dunia, berdasarkan informasi per Oktober 2024. "Peringkat pertama dunia dalam hal cadangan dan produksi nikel," demikian pernyataan yang disampaikan oleh akun resmi Kementerian ESDM, yang dikutip pada Rabu (12/2/2025). Kementerian ESDM juga menjelaskan bahwa nikel di Indonesia banyak ditemukan di wilayah Sulawesi dan Maluku. Nikel tidak hanya berfungsi sebagai bahan baku untuk produksi baterai kendaraan listrik (EV), tetapi juga digunakan dalam pembuatan produk stainless steel atau baja tahan karat. "Dengan hilirisasi dan pengelolaan yang tepat, sumber daya ini akan memberikan manfaat yang optimal bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," tulis Kementerian ESDM dalam unggahannya. Lebih lanjut, berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 132/2024 mengenai Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batubara Nasional Tahun 2023, total sumber daya bijih nikel tercatat mencapai 18.550.358.128 ton, dengan nikel logam mencapai 184.606.736 ton. Sementara itu, total cadangan nikel Indonesia tercatat sebesar 5,3 miliar ton, yaitu 5.325.790.841 ton untuk bijih, dan cadangan logam nikel sebesar 56,12 juta ton atau tepatnya 56.117.187 ton.
404
Kasus Tambang Raja Ampat Harus Diselidiki Secara Menyeluruh
Gibran: Perkembangan Bangsa Tidak Lagi Bergantung Pada Pemilik Tambang!