Terminal LPG Tanjung Sekong, Cilegon, Banten, yang menjadi tulang punggung kebutuhan bahan bakar LPG nasional, semakin ramah lingkungan dan handal dalam menjaga ketahanan energi nasional setelah menerapkan sejumlah teknologi baru. Terminal ini, yang menyediakan sekitar 40 persen kebutuhan LPG di Indonesia, dikelola oleh PT Pertamina Energy Terminal (PET), anak perusahaan dari PT Pertamina International Shipping (PIS), sebagai Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) PT Pertamina (Persero). Menurut Direktur Perencanaan Bisnis PIS Eka Suhendra, performa Terminal LPG Tanjung Sekong semakin meningkat setelah mengintegrasikan sistem teknologi canggih seperti terminal automation system, digital integrated operation system (DIOS), pemanfaatan listrik tenaga surya, dan lainnya. "PIS, sebagai pemain utama di sektor logistik energi di Asia Tenggara, terus berkomitmen terhadap operational excellence dengan memastikan keandalan PET dan Terminal Tanjung Sekong dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia," ujarnya saat melakukan management walkthrough ke terminal strategis tersebut untuk memastikan secara langsung peningkatan performa dan operasionalnya. Dengan penerapan teknologi baru sepanjang tahun 2024, Terminal Tanjung Sekong berhasil mempertahankan penggunaan dermaga atau rasio okupansi berth (BOR) hingga mencapai 57 persen. Hal tersebut menghasilkan efisiensi waktu sandar kapal atau integrated port time sebesar 42,5 jam dengan 284 panggilan kapal. Pencapaian-pencapaian tersebut mendorong throughput sebesar 1,28 metrik ton (MT) atau 11 persen lebih tinggi dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). Eka menjelaskan bahwa berbagai investasi teknologi tersebut merupakan langkah untuk menyediakan layanan yang lebih terintegrasi, mulai dari jasa maritim hingga logistik, sehingga aktivitas bisnis menjadi lebih terfokus dan dapat memberikan solusi yang optimal untuk seluruh rantai pasok. "Penerapan teknologi terbaru telah mendorong Terminal LPG Tanjung Sekong menjadi terminal LPG paling canggih di Indonesia dalam hal pengelolaan dan distribusi LPG, sehingga ke depannya akan menjadi unggulan dalam memberikan layanan terbaik terutama di bidang terminal," ujarnya. Direktur Utama PET Bayu Prostiyono menjelaskan bahwa kehadiran tersebut menunjukkan peran penting PET dalam mendukung pertumbuhan green business SH IML secara berkelanjutan. Sebagai terminal hijau kelas dunia, Terminal LPG Tanjung Sekong telah menetapkan protokol keselamatan yang ketat, teknologi terbaru, dan melaksanakan berbagai inisiatif ramah lingkungan sesuai standar internasional, sebagai bukti komitmen SH IML dan Pertamina terhadap pembangunan berkelanjutan dan net zero emission 2060 di Indonesia," ungkapnya yang turut mendampingi Eka dalam kunjungan management walkthrough tersebut. Inisiatif-inisiatif tersebut, tambah Bayu, berhasil membantu mengurangi jejak karbon terminal sebesar 16,61 ton CO2 sepanjang 2023 atau setara dengan pengurangan 97,5 tCO2e/tahun. Selain itu, Terminal Tanjung Sekong dari PET adalah terminal pertama yang telah mendapatkan sertifikasi internasional Renewable Energy Certificate (REC) dan meraih penghargaan lingkungan dari pemerintah yakni PROPER Hijau oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. PET juga telah melakukan berbagai upaya lingkungan seperti pemasangan pembangkit listrik tenaga surya dan kegiatan konservasi Badak di Taman Nasional Ujung Kulon. Terminal yang telah beroperasi sejak tahun 2012 ini memiliki luas 12,9 hektar dengan kapasitas penyimpanan sebesar 98.000 MT atau 196.000 meter kubik (CBM). Pada tahun 2020, Terminal LPG Tanjung Sekong telah diupgrade menjadi terminal LPG refrigerated yang dilengkapi dengan tiga dermaga dan mampu menampung kapal-kapal berukuran antara 3.500 hingga 65.000 DWT, sehingga mempermudah operasi impor dan ekspor LPG secara efisien. Bayu menegaskan bahwa PET tetap berkomitmen untuk memberikan layanan penyedia penyimpanan terbaik dengan memprioritaskan prinsip kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan (HSSE) serta integritas aset dengan mempertimbangkan risiko bisnis yang baik dan menerapkan teknologi terbaru yang ramah lingkungan. Sehubungan dengan penerapan teknologi baru, Bayu menjelaskan bahwa terminal telah mengintegrasikan sistem teknologi canggih seperti DIOS untuk mengontrol operasi secara real-time dan sistem otomatisasi terminal untuk proses kontrol yang terintegrasi. Terminal juga menggunakan sistem untuk mengatur laju aliran, sehingga proses bongkar muat dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien. Untuk meningkatkan keamanan, terminal dilengkapi dengan sistem deteksi kebocoran gas menggunakan kamera vapor leak detection serta sistem perlindungan pencahayaan listrik untuk melindungi dari petir dan cuaca buruk. Terminal LPG Tanjung Sekong merupakan salah satu dari enam terminal energi strategis yang dikelola oleh PIS melalui PET. Lima terminal utama lain yang dikelola oleh PET adalah Integrated Terminal Tanjung Uban (Kepulauan Riau), Fuel Terminal Pulau Sambu (Kepulauan Riau), Fuel Terminal Kotabaru (Kalimantan Selatan), Fuel Terminal Baubau (Sulawesi Tenggara), dan Terminal LPG Refrigerated Tuban (Jawa Timur).
404
Kasus Tambang Raja Ampat Harus Diselidiki Secara Menyeluruh
Gibran: Perkembangan Bangsa Tidak Lagi Bergantung Pada Pemilik Tambang!