Cerita Inspiratif Orang-orang Jerman Yang Merasa Nyaman Di Telaga Sarangan

Selasa, 02 Juli 2024

    Bagikan:
Penulis: Aqeela Inara
(Gambar: UGC Detik)

 Pada masa lampau, banyak orang Jerman yang senang tinggal di Telaga Sarangan karena keindahan alam dan udaranya yang sejuk. Telaga Sarangan di Plaosan, Kabupaten Magetan memiliki pesona alam yang sangat indah dan juga menyimpan jejak sejarah. Menurut Pemerhati sejarah Surabaya Historical Community, Nur Setiawan, Telaga Sarangan dulunya menjadi tempat tinggal favorit bagi orang-orang Jerman dengan berbagai keperluan.

Orang-orang Jerman telah berada di sini sejak tahun 1900-1930-an. Mereka tiba untuk urusan bisnis dan perdagangan," ujar pria yang biasa dipanggil Wawan.

"Ada juga yang dibawa oleh pemerintah kolonial. Mereka yang dibawa biasanya adalah tenaga ahli seperti insinyur dan sejenisnya," lanjutnya.

Orang Jerman yang datang ke Telaga Sarangan bukan untuk bekerja, tetapi untuk menikmati keindahan alam dan udara sejuk di sana. Mereka memilih tinggal di sana dan tetap bekerja di kota-kota besar di Indonesia atau Pulau Jawa," ujar Wawan.

Namun, hubungan diplomatik antara Belanda dan Jerman sempat tegang saat Perang Dunia II pecah pada tahun 1939. Pada saat itu, Belanda yang masih berkuasa mengisolasi warga Jerman yang tinggal di Sarangan.

"Saya menduga, warga Jerman di Telaga Sarangan sengaja diisolasi oleh Belanda agar mereka tidak berkeliaran," jelas Wawan.

Kekuasaan Jepang, Disukai oleh Orang Jerman

Tak lama kemudian, Indonesia berhasil dikuasai oleh Jepang. Sehingga, orang Jerman dapat kembali beraktivitas seperti biasa di Telaga Sarangan karena kedua negara tersebut berada dalam satu kubu.

Meskipun Jepang meninggalkan Indonesia pada tahun 1945, warga Jerman memilih untuk tetap tinggal di Telaga Sarangan. Alasan keamanan dan keselamatan menjadi faktor utama bagi mereka. Pasca kepergian Jepang, Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan tidak lama kemudian pasukan Inggris datang untuk menginvasi.

Karena Jerman berada di blok yang berbeda dengan Inggris, hal ini menimbulkan reaksi dari orang Jerman di Indonesia, termasuk mereka yang tinggal di sekitar Telaga Sarangan. Mereka memberikan pelatihan militer kepada bumiputera untuk melawan Inggris. Menurut Wawan, ketika Inggris tiba, orang-orang Jerman yang sebenarnya musuh Inggris membantu dan mendukung Tentara Indonesia dengan memberikan pelatihan militer hingga terjadinya Agresi Militer Belanda sekitar tahun 1947.

Setelah Agresi Militer Belanda berakhir, warga Jerman masih tinggal di Indonesia, termasuk di Sarangan. Mereka baru meninggalkan Indonesia setelah situasi perang dunia mereda.

(Aqeela Inara)

Baca Juga: Wakil Menteri Kemnaker RI Bahas Mitigasi Risiko Dengan Agensi Penempatan Pekerja Migran Di Yunani
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.