Yayasan Kyai Ageng Giri Pondok Pesantren (Ponpes) Girikusumo, yang terletak di Desa Banyumeneng, Mranggen, Demak, kembali menyelenggarakan tradisi Grebeg Suro untuk memperingati tahun baru Hijriyah ke 1446. Dalam perayaan tersebut, terlihat antusiasme masyarakat baik dari warga setempat maupun luar daerah yang ingin mengikuti acara tersebut, yang diadakan setahun sekali. Hanif Maimun, Putra Pengasuh Ponpes Mbah Munif menjelaskan, bahwa Grebeg Suro sendiri diadakan sejak tahun 2014 dan sudah menjadi sebuah tradisi yang ada di Yayasan Kyai Ageng Giri Ponpes Girikusumo. “Ini adalah kegiatan yang ke-10 dimulai dari tahun 2014. Pada intinya tujuan utama Grebeg Suro untuk melestarikan kebudayaan leluhur dan juga kasepuhan terutama yang ada di Pesantren Girikesemo,” jelas pria yang kerap disapa Gus Hanif itu. Ia melanjutkan, kegiatan tersebut merupakan suatu bentuk doa guru, kyai yang ada di pesantren dan yayan dalam menyambut tahun baru hijriyah 1 Muharrom 1446 H. Didalam prosesi kirab tersebut, terdapat empat kotak kayu yang dibawa oleh ahli waris. Keempat kotak tersebut berisikan 4 pusaka dari pengasuh terdahulu, yaitu KH. Muhammad Hadi Bin KH. Muhammad Tohir, KH. Muhammad Zahid Bin KH. Muhammad Hadi, KH. Zaenuri Bin KH. Muhammad Hadi, dan KH. Muhammad Zuhri Bin KH. Muhammad Zahid. Selain itu, terdapat sejumlah gunungan hasil bumi yang turut dikirab dalam perayaan Grebeg Suro sebagai simbol shodaqoh dari para guru dan yayasan kepada masyarakat yang mengikuti prosesi tersebut. Dengan adanya perlombaan merebut Gunungan dalam perayaan Grebeg Suro tahun ini, Gus Hanif berharap agar masyarakat mendapatkan keberkahan. “Harapannya bukan hanya untuk merebut, tetapi semoga uang yang diperoleh dari isi gunungan tersebut juga mendatangkan keberkahan,” ungkapnya. Salah seorang warga yang menyaksikan kirab, Arni Faris (36), mengaku selalu menantikan tradisi Grebeg Suro setiap tahun. “Setiap tahun pada Bulan Suro, saya selalu menantikan acara ini. Tahun ini terasa lebih ramai. Saya berharap agar mendapat berkah dan keselamatan,” katanya. Kamelia Tohirotunnisa (26), seorang penduduk Kebonbatur, turut hadir bersama saudaranya dalam rangka mencari keberkahan dari acara tersebut. Versi: Kamelia Tohirotunnisa (26) dari Kebonbatur, datang bersama saudaranya untuk mencari keberkahan dari acara tersebut.
404